SEKELUMIT TENTANG PANTE BURUNG (Sambungan)
SEKELUMIT
TENTANG PANTE BURUNG (Sambungan)
Pante Burung yang dikenal juga dengan
nama Semenanjung dahulunya (dibawah tahun 80an)
hanya dapat dilalui kenderaan roda empat keatas hanya sampai pangkal
jembatan Pante Burung. Jembatannya terbuat dari kayu dan memakai atap seng
untuk melindungi lantainya dari hujan dan panas agar tidak lekas lapuk.
Mulai dari ujung jembatan kita harus
melalui jalan setapak tanpa pengerasan dan biasanya hanya dilalui pejalan kaki
dan sepeda menuju daerah perladangan (sawah tadah hujan) disepanjang sisi Sunge
Silo dan Sunge Bandar Jopang. Di daerah banyak tumbuh pohonan liar rawa dan
pesisir seperti nipah, nibung, pandan, rumbia, aren, kulbi, keduduk, halaban,
dll. Banyaknya pepohonan liar dan sungai di kanan kiri menyebabkan banyak pula
burung-burung aneka jenis seperti punai, tiung, ruwak-ruwak, balam, perkutut,
bangau, dll yang bersarang di daerah ini sehingga lama kelamaan terkenal dengan
julukan pante burung.
Dahulunya sunge yang melintasi kawasan
Pante Burung hulunya berasal dari Desa Banjar Teluk Dalam melintasi Sunge Dua
Datuk Bandar terus melewati Sijambi masuk ke daerah Jalan Rambutan, lalu
melintasi Pante Burung menuju Gang Malaka, Gang Turang dan bermuara ke Sunge
Silo.
Pada tahun 70an kebawah sunge kecil ini
masih dapat dilalui perahu-perahu kayu nelayan yang banyak bermukim di
sepanjang pinggiran sunge ini. Tetapi sekarang hanya dapat dilalui perahu
sampai ke pante Burung ini saja itupun harus menunggu pada waktu air pasang.
Dahulu diwaktu pasang airnya dalam dan bersih dan dimanfaatkan oleh penduduk
sebagai air minum dan MCK, tapi sekarang airnya sudah pekat dan berbau.
Dimasa kecil penulis sering bersama teman-teman sepermainan pada saat pasang berhanyut-hanyut menggunakan batang pisang dari Sunge Silo memasuki sunge kecil ini melintasi Gang Turang, Gang Malaka, Pante Burung, Jalan Rambutan, Sijambi dan Sunge Dua.
Di kiri kanan tepian sunge ini kala itu
masih banyak ditumbuhi bamban dan rerumputan, bila rerumputan ini kami singkap
dan balik maka puluhan udang-udang kecil dengan mudah kami dapatkan. Begitu
pula bila memancing, waktu itu sangat mudah mendapatkan aneka ragam ikan
seperti baung, tilan, kopar-kopar, paitan, sibaro, tapah, dll.
Pada pertemuan antara sunge kecil ini
dengan Sunge Silo (tepatnya di Gang Turang) pada dasarnya yang berlumpur dan
berpasir bila digaru menggunakan alat ataupun tangan akan mudah mendapatkan
kepah sunge yang berwarna hijau lumut kehitaman. (Bersambung).
Komentar
Posting Komentar