Asal Usul Kedatangan Suku Batak di Sumatera

Sebuah Pandangan Tentang Asal Usul Masyarakat Batak 

Dari bebarapa sumber bacaan yang pernah penulis baca mencoba berpendapat bahwa suku Batak itu adalah penduduk Indonesia yang datang Hindia Belakang pada gelombang kedua. Suku Papua, Maluku, Dayak, Sakai, Kubu, dll merupakan gelombang pertama dari kedatangan penduduk asli mendiami Indonesia. Gelombang pertama masih sangat primitif budaya hidupnya.

Seperti kita tahu bahwa kedatangan nenek moyang asal usul penduduk Indonesia itu adalah secara bergelombang. Untuk dipahami bahwa setiap gelombang itu masa waktunya tidaklah dekat. Mungkin saja hitungan abad ataupun generasi. 

Setelah gelombang kedatangan penduduk asli Indonesia terdahulu seperti penduduk Timur Indonesia (Papua dan Maluku) sehebat penulis mereka masih serumpun dengan suku aborigin yang di Australia itu. Mereka inilah penduduk asli Nusantara di bagian Timur itu. 

Ciri ciri kehidupan penduduk asli ini dapat dikenali budaya hidup seperti tempat tinggal mereka yang sangat sederhana dan masih ada yang tinggal di gua gua dengan sumber penghidupannya dari berburu yang sangat bergantung pada alam. Masa itu mereka belum tahu bercocok tanam, membuat pakaian apalagi tulis baca. Alat alat merekapun sangat bersahaja terbuat dari bahan alam seperti batu dan tulang binatang. 

Setelah lama mereka ada di Indonesia barulah kemudian datang pula nenek moyang suku Batak ke Nusantara. Mereka sampai di pulau Sumatera di bagian Utaranya. Para pendatang gelombang kedua ini sudah berbudaya dasar 
manusia. Mereka sudah tinggal di rumah yang dibuat sedemikian rupa sehingga nyaman ditempati sampai beberapa keluarga. Mereka juga sudah pandai bercocok tanam dan malah sudah punya huruf tulisan dan bahasa sendiri. 

Dari bahasa dan juga tulisan suku Batak ini bila diperhatikan hampir sama dengan suku Tagalog di Philipina dan suku Toraja di Sulawesi Selatan. Apakah mereka dari nenek moyang dan berasal dari daerah yang sama dahulunya. Mungkin saja. Untuk itu mari kita lihat peta kedatangan nenek moyang kita dahulu dari Hindia Belakang di daerah Champa dan sekitarnya itu lalu menuju Nusantara. Sementara itu Nusantara menurut sumpah Palapa Gajah Mada meliputi negeri Champa, Siam, Tanah Semenanjung, Indonesia, dan Philipina. Boleh dikatakan mencakup hampir seluruh Asia Tenggara. 

Mungkin pada masa dahulu itu satu rombongan berangkat dari negeri asal menggunakan perahu perahu menuju ke arah Timur akhirnya sampai di pulau Sulawesi di bagian Selatannya kemudian menetap disana dan berkembang menjadi suku Toraja. Satu rombongan lagi yang menyusul pada beberapa masa kemudian (sehemat penulis mereka berangkat tentulah tidak pada waktu yang bersamaan) berangkat dari negeri asal menuju arah Selatan hingga akhirnya sampai di pulau Sumatera di bagian Utaranya. Disini mereka tinggal dan membuka negeri baru yang akhirnya berkembang menjadi suku Batak. Sesudah itu beberapa masa kemudian berangkat pula dari Hindia Belakang itu (mungkin dengan lebih banyak rombongan lagu dari yang terdahulu) menuju ke arah Utara yang akhirnya sampai ke kepulauan Philipina kemudian hidup dan berkembang disana menjadi suku Tagalog.

Ketiga suku ini semulanya mempunyai akar yang sama dalam budaya hidup. Apakah itu cara bercocok tanam, memelihara ternak, mengolah masakan, membuat corak dan gaya pakaian, bentuk dan desain rumah, bahasa dan tulisan serta lainnya. Namun dalam perkembangannya akhirnya mengalami perbedaan juga disana sini. Walaupun secara umum dapat dilihat seakan ada benang merahnya.

Sewaktu mereka dahulu meninggalkan daerah asalnya, disana mereka belum mengenal agama. Barulah setelah mereka pergi ajaran Hindu berkembang di Hindia Belakang. Menjadi pertanyaan bagi penulis, apakah mungkin karena masuknya ajaran baru ini sehingga muncul Kerajaan Hindu disana  mereka yang masih memuja roh leluhur dan alam itu (kepercayaan pelbegu dan permalim) dan kukuh tetap mempertahankannya itu menjadi terdesak? Akhirnya dengan terpaksa keluar meninggalkan kampung halaman. Bandingkan dengan peristiwa Rohingya beberapa waktu yang lalu yang menyebabkan banyak penduduk yang tidak sekepercayaan dengan penguasa akhirnya mengungsi mencari kehidupan baru di luar. Myanmar itu adalah salah satu negeri Hindia Belakang yang kita maksudkan itu.

Kemudian setelah beberapa abad sesudah kejayaan Hindu di daerah Hindia Belakang (Champa, Siam, Vietnam, Myanmar, Laos sekitarnya). Dimana agama Hindu ini dibawa masuk kesana dari daratan India. Kemudian masuk dan menyebar luas pada negeri negeri itu.

Beberapa abad kemudian masuk dan berkembang pulalah sebuah agama baru masa itu, ajaran Budha. Agama Budha ini berasal dari daratan Tiongkok. Setelah masuk dan berkembang luas apa lagi sampai pada kekuasaan dimana sejak saat itu Kerajaan Kerajaan Hindu berubah menjadi Kerajaan Kerajaan Budha. 

Dengan fenomena ini banyak pulalah pengikut pengikut setia agama Hindu juga para keluarga istana yang masih bertahan dengan kepercayaan lamanya harus lari keluar dari negeri negeri di Hindia Belakang itu. Sebagian besar mereka sampai ke pulau pulau Indonesia di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. 

Disini mereka berkembang dan mendirikan Kerajaan Hindu seperti Sriwijaya dan Dharmasraya di Sumatera, Kutai di Borneo, Singosari di Jawa, dll. Pendatang gelombang ketiga (terakhir) inilah yang disebut Melayu Tua. Mereka turut membawa budaya yang sudah lebih maju dari yang terdahulu. Terlebih mereka sudah berilmu pengetahuan dan sudah dapat membentuk dan menjalankan pemerintahan.

Sementara itu suku pendatang gelombang kedua (Batak dan Toraja) terdahulu. Pendatang Indonesia yang sudah ada disini terlebih dahulu beberapa abad sebelumnya mengetahui bahwa pendatang gelombang ketiga itu adalah masyarakat generasi penerus yang dahulunya mengusir ataupun menjadikan leluhur mereka keluar dari negeri asalnya sebab mempertahankan kepercayaan. Karena keterbatasan budaya hidup mereka menjadi terdesak dan akhirnya tinggal di daerah daerah gunung dan pedalaman. Disana mereka membentuk kelompok kelompok berdasarkan garis darah maupun daerah asal (marga marga) agar mudah dikenali penerus keluarga asal walaupun sudah membuka negeri baru dan berkembang disana nantinya. Namun demikian garis hubungan kekerabatan tetap terjaga. Karena ilmu pemerintahan belum mereka kenal, maka setiap negeri yang dibuka otomatis rajanya adalah kepala keluarga disitu. Maka tak heran setiap keluarga mempunyai seorang raja.

Kemudian setelah lama Kerajaan Hindu berkuasa masuk pula pengaruh Budha di bumi Indonesia. Pihak penguasa Kerajaan Kerajaan Hindu pun akhirnya dapat dikuasai dan dipengaruhi. Sejak saat itu hampir semua Kerajaan Hindu berubah menjadi Kerajaan Budha. 

Para pendatang gelombang pertama yang belum beragama dan masih menganut kepercayaan animisme itu tetaplah bertahan di daerah daerah pedalaman. Sampai akhirnya masuklah ajaran agama Islam ke bumi Nusantara. Kerajaan Islam Pagaruyung dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di Sumatera membuka pintu bagi suku Batak untuk belajar kesana. Sejak saat itu mulailah aksara Batak mendapat pengaruh Islam disana sininya. Begitu pula budaya hidup mereka lainnya. Hingga akhirnya masuklah masa pemerintahan kolonial Belanda. Pihak kolonial akhirnya mengirimkan seorang misionaris bernama Nommensen. Ia berhasil melaksanakan tugas misionaris yang diembannya disana. (Drs. Harunsyah Arsyad, M. AP)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUNGAI BEROMBANG DARI MASA KE MASA

Tanjungbalai Dalam Foto

LEGENDA GUA "LIANG NAMUAP" DI SIBUHUAN SOSA